Daun menguning.

Udara panas menyengat.

Rumput di teras depan yang bisanya hijaunya meneduhkan tampak menguning, kusam dan pucat.

Seekor kecoak kecil tampak melompat keluar dari lubang kecil disamping teras. Badannya yang gemuk dan hitam legam melenggak lenggok di bebatuan putih yang membatasi rumput taman. Kutajamkan penghilahatanku dan mulai menyiapkan senjata mematikan. Plaak!! Terdengar suara keras ketika sendal jepit lusuh yang tadinya kupakai kuhantamkan ke paving. Sial! Kecoaknya lepas dan berlari cepat ke balik rerimbunan bunga asoka yang sedang mekar.

Terdengar suara keras memekakkan telinga ketika motor merah di sudut carpot dihidupkan. Sekilas kulirik lelaki yang sedang sibuk mengoles oli di rantai. Kerutan di sekitar keningnya semakin jelas terlihat sekarang. Tak menyadari  sedang diamati, bibirnya begerak mendendangkan lagu yang kuhafal luar kepala. Suara mesin masih menggaung dan kecoak hitam itu masih bermain petak umpet di sekitar asoka. Kuusap peluh yang menetes dari keningku dan perlahan kutinggalkan kursi tempatku duduk.

Ruang tamu terlihat ramai dengan suara anak anak kecil. Aku terus berjalan melewati mereka menuju dapur. Langkahku terhenti melihat betapa porak porandanya dapur dan wastafel pencucian piring. Wajan bekas menggoreng ayam masih terihat berlumuran minyak hitam, magic com terbuka memberikan pandangan panci kosong dan sisa nasi yang mulai mengeras. Tanpa sadar aku berbalik arah menuju kamar tidur. Kurebahkan  badan dan mulai bernafas teratur, kupejamkan mata tanpa berniat memikiran gundukan baju di sudut kamar. 

Bismilah biarkan aku rehat sejenak dari rutinitas yang menjemukan ini.

Aku hanya ingin tidur dan melupakan semua. Sejenak mengambil jeda, sebentar mengurai lelah tanpa bermaksud menyerah.



0 comments:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

www.penulistangguh.com. Diberdayakan oleh Blogger.