Suatu hari notifikasi muncul di gawaiku.

Aku masih asyik dengan Novel Robert Galbraith ketika notifikasi lain muncul.

Kisah Robin dan Si Raksasa Cormoran Strike lebih menarik perhatianku daripada denting notif di gawaiku.

Jam 3 sore, anak lelakiku sudah sibuk menyiapkan sarung dan sajadah bersiap berangkat ke Musholla.

Aku meletakkan novel setebal 560 halaman di nakas dekat tempat tidur dan mulai beranjak ke arah dapur.

Kesibukanku baru berhenti tepat di jam 16.30, bersiap mandi dan sholat ashar.


Lepas Maghrib aku baru sempat melihat gawaiku.

Pesan bertubi datang dari group kecilku. Ajakan untuk kumpul bersama disambut riuh oleh temanku. Sambil saling bersahutan menentukan tempat bertemu. Aku tersenyum membaca pesan mereka, sambil berpikir alangkah indahnya jika nanti kami bisa bertemu disela kesibukan kami masing-masing yang seakan memenjarakan kami.


Tiba-tiba aku teringat, hari yang disepakati adalah hari aku dijadwalkan bertemu dengan salah satu temanku untuk pembahasan penting.

Aduh jadi enggak enak mau komen sementara yang lain sibuk memanggil namaku untuk memberikan respon.

Akhirnya aku memberanikan diri menulis permintaan maaf tidak, bisa ikut.

Tentu banyak hati yang kecewa, termasuk diriku 

Tapi aku juga tak bisa mengganti hari. Ah mungkin belum rejeki saja, next time pasti bisa.


Sambil melanjutkan novel yang tadi kubaca tiba-tiba aku teringat ini sudah kali ketiga kami tidak bisa meet up.

Dan lebih banyak aku yang selalu berbenturan jadwal padahal diawal selalu aku yg diminta menentukan tanggal. Dan entah kenapa selalu ada jadwal dadakan yang membuat acara kami batal.

Aku mulai menutup novel dan berpikir lama.


Aku mulai merasakan perasaan bersalah kepada teman temanku.

Aku ingat dulu aku selalu bisa menemukan waktu untuk berkumpul atau sekedar melepas rindu.

Kadang kami rujakan, makan bakso bareng atau sekedar nyemil gorengan di teras rumah.

Apakah karena sekarang aku bekerja aku mulai susah mengatur waktu. Apakah sekarang waktuku habis untuk bekerja.


Tapi aku selalu bisa menyempatkan diri untuk jalan-jalan, disela-sela sambangan Kakak di Pondok Pesantren. Aku juga selalu menyempatkan kulineran di tempat makan favorit di akhir pekan. Tapi aneh kenapa aku selalu berbenturan jadwal dengan acara meet up group kecilku?


Tiba-tiba aku seperti tertampar.

Astaghfirullah

Apakah aku mulai menepikan teman temanku.

Apakah aku mulai mengesampingkan group kecilku.

Apakah mereka bukan lagi prioritasku?

Apakah aku sudah meletakkan mereka di tempat yang bukan prioritasku lagi?

Iya... aku bukan terlalu sibuk

Aku bukannya sudah punya janji dengan yang lain.

Yang aku lakukan adalah menempatkan mereka sebagai prioritas kedua.


Jika saja aku masih menempatkan group kecilku di prioritasku, aku akan selalu menemukan waktu yang tepat untuk meet up.

Maafkan aku temanku.

Maafkan aku..


0 comments:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

www.penulistangguh.com. Diberdayakan oleh Blogger.