Jika ingin mengurai sejarah, hampir semua orang disekelilingku adalah guru.

Mami Papiku adalah Kepala Sekolah SD berpuluh puluh tahun di SD negeri di pelosok Sumatera.

Adikku Guru Bahasa SMA, adik iparku guru SMA.

Keluarga Papiku di Yogyakarta hampir semuanya guru dari mulai TK, SMP, STM hingga SMA.

Aku terlahir di lingkungan pengajar.

Jika liburan tiba, aku disuguhi cerita beraneka macam tentang kejadian di sekolah. Setiap hari aku diajak berdiskusi tentang murid-murid Mami Papi. Setelah dewasa aku mulai mengenal istilah-istilah sertifikasi, RPP, evaluasi kualitatif, evaluasi kuantitatif, project, buku panduan mengajar dan lainnya.

Secara tidak sadar, aku diajak masuk kedalam dunia guru. Aku jadi ingat pesan Mamiku, "Kalian anak anak Mami, kalo idak jadi guru, yo jadilah tenaga kesehatan," kami yang waktu itu masih kecil tidak begitu mendengarkan, tapi aku pernah bertanya, "kenapo cak itu Mami?, kenapo idak boleh jadi lainnyo?" Dan Mami menjawab, "Yo kalo jadi guru kan melanjutkan profesi Mami Papi, kalo jadi tenaga kesehatan kan pacak ngerawat Mami Papi kalo lah tuo".

Cukup lama baru aku menyadarinya, itu adalah keinginan sederhana dari orang tua, berharap anaknya bisa menjadi anak yang berhasil dan juga berbakti meskipun dikatakan dengan kalimat yang sederhana dan to the point.

Lepas SMA aku mencoba kuliah di Akademi Gizi Poltekes Yogyakarta. Alhamdulillah aku senang dan menikmati. Lepas dari kuliah aku tidak tertarik untuk kerja di Rumah Sakit ataupun Puskesmas seperti teman yang lainnya.

Aku sendirian mencoba masuk di dunia farmasi.

Alhamdulillah bergabung di Perusahaan Farmasi terbesar di Indonesia aku dapat banyak pengalaman dan juga cuan, haha..

Tapi setelah 8 tahun aku mulai tertarik untuk kembali kebidang awal aku kuliah yaitu ahli gizi.

Aku pindah menjadi Ahli Gizi di perusahaan PMA besar dan bertahan hingga 5 tahun sampai akhirnya aku harus resign dengan banyak pertimbangan.

Di tengah perjalananku sebagai Ahli Gizi, aku  tertarik dengan bidang yang dulu sempat kusisihkan. Setelah menjadi bagian dari Tsundoku, hihi... Aku ingin menikmati karya luar yang aseli dan aku akhirnya mencoba tantangan baru kuliah sambil bekerja dan bidang yang kuambil adalah Sastra Inggris sesuai dengan minat dan kegilaanku pada buku.

Jadi sebenarnya siapa sesungguhnya aku?

Aku masih sangat ingat kuliah Dietetika, Patologi Klinik, THP, Gizi Masyarakat. Aku juga masih suka utak-atik menu diet sambil menghitung jumlah kalori setiap porsi makanan. Aku suka memberikan konsultasi tentang ilmu gizi dan diet, aku menyukai semua hal tentang Gizi meskipun tak selalu aku praktekkan dalam keseharian, ups..

Aku selalu bergidik melihat minyak yang dipanasi berkali kali, ingat tentang wejangan salah satu dosenku tentang itu.

Disisi lainnya,

I love english, I love making conversation in english. I love practice it with people around me. I am far from expert but I am in love with english language.

Banyak novel sederhana level beginner yang sudah kutuntaskan. Classic genre is one of my favs. Dengan kuliah di Sastra Inggris aku jadi semakin tahu tentang sastra dan buku-buku yang wajib kubaca. I love reading much and  I lcollect books  like a psyco, haha.. Aku bahkan punya banyak koleksi yang mungkin hanya seperempat yang baru kubaca.

Dan,

Ketika akhirnya aku memutuskan untuk resign.

Sebuah kesempatan datang.

Aku diminta untuk menjadi guru, lebih tepatnya Guru Bahasa Inggris di sebuah lembaga TK.

Iya benar TK, Taman Kanak Kanak.

Dan lucunya aku menikmatinya.

Apakah ini  jawaban dari doa Mami?

Yang pasti aku menyukainya.



Jadi bagaimana bisa aku menjadi guru?


1 komentar:

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

www.penulistangguh.com. Diberdayakan oleh Blogger.