Tahu dong makanan khas Palembang.

Iya bener, Pempek.

Meskipun kalau mau disebutkan sebenarnya enggak cuma itu, ada Model, Tekwan, Mie Celor, Tempoyak, Pindang, Kemplang daaaan banyak lagi.


Kami di pelosok enggak terlalu banyak makan pempek ikan karena memang di pelosok susah cari ikan belida atau tenggiri yang jadi khas bahan pempek.


Aku ingat, aku mulai mengenal makanan orang kota ketika pertama kali datang ke Kabupaten Lahat. Iya, aku disekolahkan di SMP Kabupaten, sekolah terbaik di Kabupaten, Sekolah Orang Berduit karena memang bayarnya cukup mahal bagi kami yang biasa sekolah di pelosok.


Aku tinggal di Perumnas, rumah milik Mami Papi yang kosong. Aku tinggal di Perumnas ditemani Cik Nis almarhumah, adik Mami.

Di Perumnas aku punya banyak tetangga yang baik hati. Di Perumnas kami punya langganan bakso dan pempek. Pempek yang kumaksud adalah pempek kates.


Pempek Kates bentuknya persis seperti pempek kapal selam dengan bentuk yang lebih kecil dan isi di dalamnya adalah tumisan kates muda yang sangat nikmat. Pertama kali makan langsung jatuh cinta. Dicelup di cuko pempek yang kental, hitam dan pedas rasanya sangat enak.


Pempek Kates ini dijual keliling oleh seorang makcik. Setiap jam empat sore. Aku selalu tak sabar menunggunya dan harganya pun sangat murah yaitu lima ratus rupiah.

Sejak pertama kali menikmati pempek kates khas di Kota Lahat, lidahku selalu merindukannya, hingga saat ini.


Sekarang gerai pempek di mana-mana dengan embel-embel khas Palembang Ilir, Khas Wong Kito Galo. Varian yang dijual juga banyak dari mulai kapal selam, lenjer, pempek tahu, pempek adaan, pempek keriting, pempek kulit tapi tidak
ada satupun yang jual pempek kates.

Entah kenapa Pempek Kates ini sangat langka, apa mungkin ini khas dari Kabupaten Lahat saja hingga susah dicari.

Satu yang pasti, pempek favoritku adalah Pempek Kates.


0 comments:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

www.penulistangguh.com. Diberdayakan oleh Blogger.